Rasa bersalah adalah suatu reaksi atau emosi yang normal ketika kamu memang telah menyakiti seseorang atau melakukan suatu kesalahan. Namun, kalau kamu terus-menerus merasa bersalah, maka hal itu justru bisa merugikan dirimu dan malah menjauhkanmu dari orang-orang di sekitarmu.
Jika kamu sering mendapati dirimu sering merasa bersalah atau selalu meminta maaf meskipun kamu tidak melakukan kesalahan apapun, berarti sudah saatnya kamu mencari cara supaya tidak terus-menerus merasa bersalah.
Kamu bisa mulai dengan membaca artikel ini dan menerapkan cara-cara supaya tidak terus-menerus merasa bersalah di bawah!
Baca juga: Apa Itu Boundaries? Berikut Defenisi, Jenisnya, dan Cara Mengaturnya!
Cara Supaya Tidak Terus-menerus Merasa Bersalah
Rasa bersalah ada sebagai pengingat kalau kamu melakukan kesalahan dan perlu memperbaikinya. Sebenarnya emosi ini dapat membantu pengembangan diri. Namun, rasa bersalah yang berlebih atau terus-menerus justru dapat mengganggu kesehatan mentalmu.
Kamu akan terus-menerus mengingat kesalahanmu dan malah menghukum dirimu alih-alih menerimanya serta menjadikannya sebuah pelajaran. Rasa bersalah yang tidak pada tempatnya justru akan membuatmu terkurung dan tidak berkembang.
Nah, supaya kamu bisa menjadi lebih baik, maka kamu perlu menyeimbangkan emosi bersalah yang kamu rasakan. Berikut adalah beberapa cara supaya kamu tidak terus-menerus merasa bersalah:
- Kenali Rasa Bersalah
Cari tahu apa yang membuatmu terus-menerus merasa bersalah. Misalnya, kamu takut orang lain tidak menyukaimu dan akhirnya kamu sering meminta maaf mengenai dirimu, saat kamu meminta bantuan, atau ketika terjadi konflik yang belum tentu diakibatkan oleh dirimu.
Kamu tidak perlu menekan rasa bersalah tersebut karena cara supaya tidak terus-menerus merasa bersalah adalah dengan memahami terlebih dahulu apa yang memicu rasa bersalah tersebut.
Luangkan waktu untuk berdiam diri dan refleksi diri. Kamu juga bisa menuliskan pemikiran dan rasa bersalahmu dalam bentuk catatan harian yang nantinya bisa menjadi sarana untukmu menelusuri penyebab dari rasa bersalah yang kamu rasakan. - Bandingkan dengan Realita
Cara supaya tidak terus-menerus merasa bersalah adalah dengan menyadari kalau tidak semua perasaan bersalah yang kamu rasakan memang benar adanya. Ada kalanya rasa bersalah itu tidak pada tempatnya.
Coba telusuri apakah memang kamu seharusnya merasa bersalah atau itu hanya respon pertamamu terhadap sesuatu yang bahkan bukan kesalahanmu. Tenangkan dirimu dan pastikan apakah kamu memang melakukan suatu kesalahan atau tidak. - Berterima kasih
Ada beberapa orang yang sering merasa bersalah ketika ia menyampaikan keinginannya atau mau meminta bantuan. Padahal, tidak ada yang salah kalau kamu membutuhkan bantuan orang lain atau mengeskpresikan apa yang kamu inginkan.
Alih-alih meminta maaf, kamu bisa mengganti kata ‘maaf’ menjadi ‘terima kasih’. Mengucapkan ‘terima kasih’ tidak hanya mengganti pola pikirmu dari merasa bersalah menjadi rasa syukur, tapi juga membuat orang lain merasa terapresiasi dan tidak merasa bersalah karena sudah membuatmu meminta maaf. - Apresiasi dan Sayangi Dirimu
Seringnya rasa bersalah yang kamu rasakan menjadi pedang bermata dua. Kamu bisa saja sering merasa bersalah pada dirimu sendiri dan akhirnya berujung ke menghukum atau mengkritik diri. Jangan biarkan dirimu terbelenggu oleh rasa bersalah yang tidak beralasan.
Ingatkan dirimu kalau tidak ada manusia yang sempurna dan tiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Daripada terus-menerus merasa bersalah, maafkan dirimu dan apresiasi pencapaian-pencapaian kecil ataupun besar yang sudah kamu raih. - Ganti Posisi
Ketika kamu merasa bersalah dan akan menghukum dirimu. Bayangkan kalau posisinya dibalik, imajinasikan kalau kamu adalah temanmu. Kamu tentunya tidak akan menghukum temanmu yang sudah meminta maaf.
Seringnya orang-orang dapat dengan mudah mentoleransi dan memaafkan orang lain tapi sulit untuk bersikap demikian ke diri mereka sendiri. - Jadi Lebih Direct
Salah satu cara supaya tidak terus-menerus merasa bersalah adalah dengan memastikan kalau orang yang kamu pikir telah kamu sakiti atau merasa marah atau sedih memang merasa demikian. Kamu dapat bertanya kepadanya apakah perilaku atau perbuatanmu memang telah melukainya atau tidak.
Kadang kala, kamu hanya berasumsi kalau apa yang telah kamu perbuat adalah sesuatu yang salah atau kamu kurang memenuhi apa yang diinginkan oleh orang tersebut, padahal belum tentu demikian.
Selain itu, kamu juga perlu memberitahukan orang lain mengenai kapasitasmu. Jangan terlalu terpatok dengan ekspektasi orang lain. Sampaikan apa yang kamu butuhkan, sukai, tidak sukai, serta yang bisa dan tidak bisa kamu lakukan. Jangan takut untuk berkomunikasi dengan orang sekitarmu secara jelas dan direct. - Ubah Pola Pikir
Pola pikir ‘hitam putih’ atau yang terlalu ekstrim dapat membuatmu lebih mudah merasa bersalah kalau kamu tidak mencapai target tertentu. Padahal, hanya karena kamu tidak bisa mendapatkan sesuatu atau semuanya tidak sesuai rencanamu, tidak berarti kamu salah atau gagal.
Mulai hargai tiap hal yang telah kamu capai dan biasakan untuk tidak melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang ekstrim.
Baca juga: Apa itu Komunikasi Yang Efektif: Pengertian, Tujuan,& Tipsnya
Jika kamu masih sering merasa bersalah meskipun sudah mencoba cara supaya tidak terus-menerus merasa bersalah di atas, maka kamu tidak perlu ragu untuk mengunjungi tenaga profesional, seperti psikolog, psikiater, terapis, atau konselor, untuk mengetahui akar dari perasaan bersalah yang sering kamu rasakan.
Referensi
Healthline. (2022). Guilt Makes a Heavy Burden. Don’t Let It Drag You Down. www.healthline(dot)com
PsychCentral. (2022). Why You Might Feel Guilty All the Time: What to Do About It. www.psychcentral(dot)com
Psychology Today. (2017). 8 Empowering Ways to Stop Feeling Guilty. www.psychologytoday(dot)com