Apa Itu Inferiority Complex? Berikut Definisi, Penyebabnya, & Cara Menghadapinya
Yuk Share!

Semua orang pasti pernah merasa insecure atau kecewa dengan dirinya saat mengalami suatu kegagalan. Namun, orang yang memiliki inferiority complex akan dipenuhi dengan keraguan atas dirinya dan benar-benar mengkritik diri secara berlebih atas kegagalannya.

Orang-orang yang mempunyai inferiority complex merasa tidak mampu mengatasi tantangan. Namun, sebenarnya, apa itu inferiority complex dan apa bedanya dengan superiority complex? Cari tahu selengkapnya di bawah!

Baca juga: Apa Itu Seksisme? Ini 6 Jenis, Contoh & Penjelasannya Menurut Para Ahli

Apa Itu Inferiority Complex?

Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/7JHyjZ_NMx4

Inferiority complex adalah suatu perasaan atau opini kalau dirinya tidak mampu atau inferior dibandingkan dengan orang-orang di sekitarnya. Terkadang perasaan ini belum tentu didukung oleh fakta yang nyata.

Inferiority complex dapat timbul dari kegagalan-kegagalan yang belum tentu benar dan hanya bersifat subjektif dari pandangan orang tersebut. Di beberapa kasus, orang-orang yang mempunyai inferiority complex dapat berperilaku agresif dan terlalu kompetitif untuk menutupi rasa insecurity-nya.

Istilah inferiority complex dicetuskan oleh Alfred Adler untuk menjelaskan kenapa ada beberapa orang yang memiliki motivasi yang rendah untuk mengembangkan diri dan mencapai tujuan mereka.

Orang yang memiliki inferiority complex akan cenderung merasa semua orang lebih baik darinya. Akhirnya, mereka selalu mempertanyakan keberhargaan dirinya, menjadi tidak percaya diri, dan sulit untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Inferiority complex adalah suatu lingkaran setan yang dapat membuatmu ragu akan dirimu sendiri dan percaya kalau semua yang kamu lakukan tidak akan pernah berhasil. Alih-alih belajar dari kesalahan dan kegagalan, orang yang mempunyai inferiority complex akan menjustifikasi kegagalannya dengan ketidakmampuannya.

Berbeda dengan superiority complex, orang dengan inferiority complex menutupi insecurity-nya dengan membenarkan pemikiran negatifnya kalau dia memang tidak mampu menghadapi tantangan hidup. Sementara itu, orang yang mempunyai superiority complex akan berusaha menutupi insecurity-nya dengan memperlihatkan dirinya lebih superior dari orang sekitarnya.

Ada beberapa ciri dari orang yang memiliki inferiority complex, seperti:

  • Cenderung menarik diri dari situasi sosial dan orang-orang sekitarnya
  • Menolak untuk berpartisipasi di aktivitas-aktivitas yang bersifat kompetitif karena takut dibanding-bandingkan dengan orang lain
  • Mudah merasa cemas
  • Mudah menyerah
  • Tidak ingin mencoba hal baru dan tidak berani mengambil risiko
  • Hanya fokus pada pemikiran-pemikiran negatif
  • Mengalami kesulitan dalam mencapai tujuannya
  • Takut atau cemas jika dibanding-bandingkan dengan orang lain
  • Tidak mampu mengakui kesalahannya sendiri
  • Cenderung sensitif dan terlalu menganalisis kritikan serta pujian secara berlebihan
  • Merasa bertanggung jawab atas kegagalan orang lain
  • Merasa rendah diri
  • Melakukan hal-hal yang dapat mengundang menuai perhatian orang lain
  • Mengasumsikan hal terburuk dari situasi atau orang sekitarnya
  • Sering meragukan diri
  • Mencari-cari kesalahan atau kekurangan orang lain
  • Cenderung perfeksionis
  • Berperilaku terlalu kompetitif
  • Terus-menerus mencari validasi dan pujian dari orang sekitar
  • Mencoba membuat orang lain merasa insecure untuk menutupi insecurity-nya
  • Merasa puas saat memiliki kondisi yang lebih baik dari orang lain

Baca juga: Apa Itu Pick Me Girl dalam Bahasa Gaul? Ini Penjelasannya!

Penyebab Inferiority Complex

Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/eAkjzXCU0p0

Pada dasarnya, inferiority complex adalah sesuatu yang berkembang seiring berjalannya waktu dan bukan sesuatu yang muncul secara tiba-tiba. Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab inferiority complex, seperti:

  • Faktor Genetik
    Terdapat beberapa orang yang memang secara genetik lebih rentan mengalami inferiority complex karena lebih mudah merasa pesimis serta rendah diri.
  • Penampilan Fisik
    Tidak percaya diri dengan penampilan fisik, seperti berat badan, bentuk badan, atau bagian-bagian tubuh tertentu, dapat membuat seseorang menjadi terlalu fokus dengan dirinya dan memupuk rasa rendah diri yang bisa memicu inferiority complex.

    Selain penampilan fisik, adanya kekurangan atau kecacatan tertentu, seperti cadel atau kesulitan dalam berjalan, juga dapat membuat seseorang menjadi tidak percaya diri dan memunculkan inferiority complex.
  • Pengalaman Masa Kecil
    Anak yang tumbuh di keluarga yang membuatnya mempertanyakan keberhargaan dirinya akan tumbuh menjadi sosok yang pemalu dan tidak memahami keberhargaan dirinya.

    Di sisi lain, anak yang terlalu dimanja oleh orang tuanya, terutama jika orang tuanya selalu menekankan kalau anak tidak akan mampu sendiri atau sering mengkritik anak, akan tumbuh sebagai sosok yang tidak percaya dengan kemampuannya sendiri dan sulit mengurus dirinya tanpa dipantau.

    Kedua pengalaman masa kecil dan pola asuh ini dapat menimbulkan inferiority complex saat anak sudah beranjak dewasa.
  • Status Ekonomi dan Sosial
    Tidak mapan secara finansial atau tidak mendapatkan pekerjaan bisa membuat seseorang merasa malu dan mengalami inferiority complex saat berkumpul bersama teman atau anggota keluarganya yang lebih sukses atau mapan secara ekonomi.

    Pandangan sosial terhadap kesuksesan juga dapat memicu inferiority complex ketika seseorang tidak mampu memenuhi standar sosial tersebut.

Cara Menghadapi Inferiority Complex

Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/TZ-D7A7Oy0s

Sekilas, inferiority complex tampak sebagai sesuatu yang tidak membahayakan. Padahal, inferiority complex adalah sikap yang dapat menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan mental tertentu, seperti adiksi terhadap minuman beralkohol, gangguan kecemasan, dan depresi.

Jika kamu merasa memiliki inferiority complex, kamu bisa mencoba mencari tahu apa yang memicu sikap dan pola pikir tersebut. Kamu bisa menganalisis dirimu dengan menulis jurnal harian dan membuat daftar hal-hal positif atau kelebihanmu. Hal lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi inferiority complex dapat berupa:

  • Memberikan afirmasi atau kalimat positif untuk diri sendiri
  • Membuat perencanaan yang detail dan realistis untuk mencapai tujuanmu
  • Fokus pada self-care
  • Memiliki circle pertemanan yang positif, terbuka, dan suportif
  • Mengembangkan hobi atau ketertarikan baru

Apabila inferiority complex yang kamu alami sudah menghambat kegiatan sehari-hari, jangan ragu untuk mengunjungi tenaga profesional, seperti psikolog, psikiater, terapis, atau konselor, untuk menjalani psikoterapi.

Kalau kamu ingin tahu lebih banyak soal pengembangan diri dan kesehatan mental, kamu bisa coba bergabung di grup Telegram Dear Senja melalui tautan ini.

Referensi

Everyday Health. (2020). What Is an Inferiority Complex? Causes, Diagnosis, and Treatment. www.everydayhealth(dot)com

Healthline. (2019). What Is a Superiority Complex?. www.healthline(dot)com

Medical News Today. (2022). What to Know About an Inferiority Complex?. www.medicalnewstoday(dot)com

Verywell Mind. (2022). What Is an Inferiority Complex?. www.verywellmind(dot)com


Yuk Share!

Leave a Reply

×

 

Hello!

Terimakasih sudah mengunjungi website Dear Senja. Ada yang bisa kami bantu?

× Contact Us On WhatsApp