Seorang anak kecil adalah tanda dari inner child seseorang
Yuk Share!

Saat membahas mengenai psikologi, kamu mungkin sering mendengar istilah inner child. Istilah yang merujuk pada anak kecil dalam diri ini sering diasosiasikan dengan penyembuhan psikis atau batin. Tak heran kalau ada terapi yang khusus memakai metode menghubungkan diri dengan inner child.

Meskipun sering disebut dan dibahas, inner child adalah suatu konsep yang belum diketahui secara pasti oleh semua orang. Lantas, apa itu inner child dan bagaimana cara menyembuhkannya? Nah, kalau kamu masih belum mengetahui istilah ini, kamu bisa menelusurinya lebih lanjut melalui artikel ini!

Baca juga: Attachment Style (Gaya Keterikatan): Definisi, Jenis, dan Contohnya dalam Hubungan Menurut Psikologi

Apa Itu Inner Child?

Seorang wantia memuaskan inner childnya dengan bermain gelembung
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/6cQHvjzmZOU

Inner child adalah istilah yang merujuk pada diri kita di masa lampau. Seringnya kita tidak menyadari keberadaan inner child sampai ada hal-hal yang memicu luka-luka batin dalam diri kita saat masih kecil.

Inner child tidak hanya mengenai dirimu sewaktu masih kecil, tapi juga bisa menjadi simbol kepolosan dan rasa penasaran saat masih kanak-kanak serta memori masa kecilmu. Memiliki hubungan yang baik dengan inner child sangat membantu untuk bisa melewati masa-masa sulit saat sudah dewasa.

Sayangnya, tidak semua orang memiliki inner child yang membahagiakan, ada yang mengkaitkan inner child mereka dengan hal-hal traumatis yang dialami saat masih kanak-kanak. Jika demikian, kemungkinan besar inner child-mu merasa kecil dan terluka.

Jenis Inner Child Yang Terluka

Seorang pria terlihat kesal akibat inner child yang buruk

Inner child yang terluka disebabkan oleh perisitwa yang dialami seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat menjadikan inner child yang terluka dengan jenis yang beragam.

Berikut adalah jenis-jenis inner child berdasarkan luka atau trauma masa lalu:

1. Akibat Ditelantarkan atau Ditinggalkan

Trauma akibat ditelantarkan ini berhubungan dengan kejadian seseorang yang ditinggalkan oleh orang tua nya, sehingga dapat mengakibatkan seseorang takut akan penolakan dari orang lain.

2. Akibat Diabaikan

Trauma akibat diabaikan masih berhubungan dengan trauma ditelantarkan, namun yang menjadi pembeda adalah ketika masa kecil seseorang sering diabaikan atau kurang atensi dari orang-orang disekitarnya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang merasa tidak pantas atau kurang untuk dicintai dan diberi perhatian.

3. Luka Emosional

Luka secara emosional terjadi ketika emosi masa kecil seseorang tidak dihargai, divalidasi, dan diperhatikan. Trauma ini dapat menjadikan seseorang sulit dalam menyatakan ekspresi.

4. Luka Secara Fisik

Kekerasan fisik yang dialami seseorang pada masa kecilnya dapat menjadikannya sulit percaya dengan orang lain dan selalu merasa tidak aman.

5. Luka Secara Verbal

Luka ini dapat terjadi ketika masa kecil seseorang sering dikritik dan/atau dipermalukan melalui kalimat-kalimat. Akibatnya, seseorang akan mudah pesimis dan sulit membangun image dan mental yang positif.

6. Luka Secara Seksual

Peristiwa kekerasan, pelecehan, serta trauma seksual di masa lalu akan menyebabkan seseorang untuk memiliki rasa takut dan tidak percaya pada pasangan ketika berinteraksi secara seksual.

Saat dewasa, orang yang memiliki inner child yang terluka akan berusaha untuk menekan semua rasa sakit yang ia alami saat masih kecil dan tidak ingin terhubung dengan inner child-nya. Namun, alih-alih sembuh, rasa sakit atau hal-hal traumatis tersebut dapat muncul kembali saat sudah dewasa dan memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Inner child yang terluka akan terlihat dalam bentuk kesulitan untuk menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain ataupun tidak mampu membuat boundaries yang jelas dengan orang sekitarnya. Pengalaman di masa lalu ini membuatmu kesulitan untuk bisa menerima dan move on dari masa lalu.

Layaknya anak kecil, inner child-mu bisa bereaksi secara tiba-tiba saat menghadapi keadaan tertentu yang mengingatkanmu terhadap masa lalu yang menyakitkan. Nah, reaksi inilah yang terkadang menghambatmu saat sudah dewasa.

Oleh karena itu, sangat penting untuk bisa terhubung dan menyembuhkan inner child yang terluka agar kamu tidak terjebak dalam rasa sakit di masa lalu.

Cara Mengatasi Inner Child yang Terluka

Inner child gadis kecil memeluk burung
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/6C_XfszlnWw

Inner child adalah sesuatu yang abstrak tapi sangat nyata keberadaannya. Saat kamu menyembuhkan inner child-mu, maka secara tidak langsung, kamu mulai berani menghadapi hal-hal traumatis di masa lalumu. Tentunya untuk bisa menyembuhkan inner child, kamu harus punya keinginan untuk berproses memulihkan diri.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mengatasi inner child-mu yang sedang terluka:

1. Sadari Inner Child

Tahapan awal untuk menyembuhkan inner child adalah dengan menyadari dan menerima keberadaannya dalam dirimu terlebih dahulu. Luangkan waktu untuk berdiam diri dan berkenalan dengan inner child-mu.

Kamu harus bisa terbuka untuk mengeksplorasi masa lalumu kalau kamu ingin terkoneksi dengan inner child-mu. Cobalah untuk membayangkan inner child-mu dan ajaklah dia berbicara. Awalnya, hal ini akan terasa aneh dan canggung, tapi lama-kelamaan kamu akan terbiasa.

2. Dengarkan dan Pahami Inner Child

Berinteraksilah dengan inner child-mu untuk mencari tahu apa yang ingin dia sampaikan kepadamu. Cobalah untuk berempati dan mengerti apa yang sedang ia rasakan, bisa saja inner child-mu sedang merasa bersalah, sedih, kecewa, atau kesepian.

Setelah memahami apa emosi yang sedang inner child-mu rasakan, kamu bisa menghubungkannya dengan respon yang kamu berikan kepada orang sekitar ketika ada sesuatu yang membuatmu gusar.

Misalnya, ketika pasanganmu membatalkan janji ketemuan karena ada pekerjaan mendadak, kamu merasa sedih karena hal itu mengingatkanmu dengan orang tuamu yang tidak pernah memberikan waktunya untukmu dan membuatmu merasa tidak disayangi.

Kamu bisa membuka percakapan dengan inner child-mu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, seperti apa yang ia butuhkan atau rasakan, serta apa yang bisa kamu lakukan untuk membuatnya merasa didukung.

3. Ekspresikan Inner Child

Langkah berikutnya yang bisa kamu lakukan adalah mengekspresikan emosi serta pemikiran inner child-mu. Kamu bisa melakukannya dengan menuliskan surat kepada dirimu sendiri ataupun menuliskannya dalam jurnal harian.

Kamu bisa mencoba bermeditasi untuk membantumu menerima dan merasa nyaman dengan segala emosi yang timbul.

4. Kembali Menjadi Anak-Anak

Lakukan hal-hal yang memberikanmu kebahagiaan di masa kanak-kanak, seperti makan es krim sambil berjalan-jalan di taman atau bermain game dengan pasangan atau teman-temanmu. Cobalah untuk merasakan kegembiraan layaknya anak kecil, ini akan membantumu untuk menjadi lebih terkoneksi dengan inner child-mu.

Baca juga: Ampuh! Ini Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi

Apabila kamu memiliki kesulitan untuk membuka diri dan terkoneksi dengan inner child-mu, jangan ragu untuk mengunjungi tenaga profesional, seperti konselor, psikolog, psikiater, atau terapis. Mereka dapat membantu membimbingmu dalam proses penyembuhan inner child-mu.

Kamu juga bisa berdiskusi mengenai inner child di grup Telegram Dear Senja, lho! Klik tautan ini untuk mulai berbicang di grup Telegram Dear Senja!

Referensi

BetterHelp. (2022). Inner Child: Healing Your Inner Child with Therapy. www.betterhelp(dot)com

Healthline. (2021). 8 Ways to Start Healing Your Inner Child. www.healthline(dot)com

Integrative Psychotherapy. (n.d.). What Is An Inner Child & What Does It Know?. www.integrativepsych(dot)co

Spelman, B. (2023). Healing Inner Child Wounds: The Essential Guide to Reparenting. www.theprivatetherapyclinic(dot)co.uk

Summary
Inner Child: Penjelasan, Jenis, dan Cara Menyembuhkannya
Article Name
Inner Child: Penjelasan, Jenis, dan Cara Menyembuhkannya
Description
Inner child adalah istilah yang merujuk pada diri kita di masa lampau. Seringnya kita tidak menyadari keberadaan inner child sampai ada hal-hal yang memicu luka-luka batin dalam diri kita saat masih kecil.
Author
Publisher Name
Dear Senja
Publisher Logo

Yuk Share!

Leave a Reply

×

 

Hello!

Terimakasih sudah mengunjungi website Dear Senja. Ada yang bisa kami bantu?

× Contact Us On WhatsApp