Apa Itu Interaksi Sosial Disosiatif? Berikut Definisi, Proses, & Contohnya
Yuk Share!

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pastinya akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan satu sama lainnya. Namun, tidak semua interaksi sosial yang terjadi adalah sesuatu yang positif dan membangun. Tak jarang, terjadi perselisihan yang memunculkan konflik dan dampak negatif dalam interaksi sosial sehari-hari.

Salah satu interaksi sosial yang negatif adalah disosiatif. Istilah ‘disosiatif’ memang jarang terdengar tetapi pernah dibahas saat sekolah kita masih berada di bangku sekolah. Lantas, apa itu interaksi sosial disosiatif dan apa saja contohnya? Segarkan ingatanmu melalui artikel di bawah!

Baca juga: Apa Itu Komunikasi Asertif? Berikut Definisi dan Contohnya

Mengenal Interaksi Sosial Disosiatif

Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/h4elZPxUXLU

Interaksi sosial disosiatif adalah jenis interaksi sosial yang negatif dan memicu konflik, perpecahan, serta perselisihan. Interaksi sosial disosiatif bisa terjadi dalam kelompok kecil ataupun besar.

Interaksi sosial merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Manusia tentunya butuh saling berkomunikasi dan melakukan kontak sosial dengan satu sama lainnya. Sayangnya, kadang kala interaksi sosial yang muncul tidak selalu hal yang positif.

Interaksi sosial disosiatif sebenarnya muncul karena keinginan manusia untuk mempertahankan dirinya dari alam dan mahluk hidup lainnya, termasuk sesama manusia.

Meskipun berpotensi menimbulkan perpecahan dan menghambat perkembangan sosial dalam masyarakat, tetapi interaksi sosial disosiatif sebenarnya turut andil dalam perkembangan sosial karena dapat memantik keinginan seseorang atau suatu kelompok untuk maju.

Apa Saja Jenis-Jenis Interaksi Sosial Disosiatif?

Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/nRW4I8kuyd8

Interaksi sosial disosiatif sebenarnya adalah sesuatu yang sangat sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari dalam beragam bentuk, seperti:

  • Kontravensi
    Jenis interaksi sosial disosiatif yang pertama adalah kontravensi. Kontravensi merupakan interaksi sosial yang muncul saat sedang ada konflik. Biasanya kontravensi bersifat tertutup atau tersembunyi agar konflik yang ada tidak terlihat secara terang-terangan.

    Kontravensi muncul ketika satu pihak tidak menyukai pihak yang lainnya secara diam-diam, entah itu dari segi perilaku, pemikiran, ataupun kepribadian orang atau kelompok tersebut.

    Kontravensi juga bisa timbul ketika satu atau lebih pihak saling menyadari kalau mereka memiliki perbedaan yang tidak dapat diterima oleh satu sama lainnya tetapi tidak secara terang-terangan memperlihatkan adanya konflik di antara mereka.

    Contoh dari perilaku interaksi sosial disosiatif kontravensi dapat berupa demonstrasi buruh terhadap pemilik pabrik yang menurunkan gaji pekerja, perdebatan mengenai pendapat atau ide mana yang lebih baik, dan penyebaran rumor buruk mengenai salah satu teman kerja di kantor.
  • Kompetisi
    Kompetisi termasuk salah satu interaksi sosial disosiatif yang dilangsungkan secara sportif sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. Biasanya kompetisi terjadi tanpa adanya ancaman dan kekerasan fisik.

    Kompetisi merupakan persaingan yang muncul saat beberapa pihak yang berbeda ingin mencapai tujuan atau menginginkan sesuatu yang sama. Kompetisi juga bisa bertujuan sebagai sarana seleksi sosial dalam memilih individu, kelompok, atau produk yang lebih berkualitas.

    Ada banyak contoh perilaku interaksi sosial disosiatif ini, seperti kompetisi olimpiade sains di sekolah, persaingan ekonomi antar perusahaan, sampai kompetisi bertaraf global seperti FIFA.
  • Pertikaian
    Jika kontravensi tidak memperlihatkan konflik secara terbuka, maka pertikaian adalah upgrade version dari interaksi sosial kontravensi. Ketika perbedaan yang ada tampak semakin jelas atau ketika satu pihak ingin mencapai tujuan tertentu dengan mengorbankan pihak lainnya, maka pertikaian dapat terjadi.

    Berbeda dengan kontravensi yang cenderung menggunakan cara-cara terselubung atau halus untuk menunjukkan ketidaksetujuan atau ketidaksukaannya, pertikaian biasanya melibatkan kekerasan, perusakan, dan ancaman.

    Beberapa contoh dari perilaku interaksi sosial disosiatif pertikaian dapat berupa tawuran antar sekolah dan perkelahian antara adik dan kakak di rumah.
  • Konflik Sosial
    Jenis interaksi sosial disosiatif yang terakhir adalah konflik sosial atau pertentangan. Interaksi sosial berupa konflik sosial terjadi ketika ada perbedaan pandangan dan kepentingan antara satu pihak dengan pihak lainnya. Umumnya konflik sosial dapat melibatkan kekerasan fisik dan ancaman.

    Contoh perilaku interaksi sosial disosiatif berupa konflik sosial adalah pertentangan antar kelas sosial atau ras yang berbeda dan perang dunia.

Baca juga: 14 Bentuk Defense Mechanism: Apa Itu Defense Mechanism?

Pada dasarnya segala bentuk interaksi sosial disosiatif adalah sesuatu yang biasanya menimbulkan perpecahan. Akan tetapi, ada beberapa contoh perilaku interaksi sosial disosiatif yang bersifat positif, seperti kompetisi dan diskusi atau perdebatan secara sehat.

Interaksi sosial disosiatif adalah sesuatu yang tidak bisa lepas dalam kehidupan bersosialisasi tetapi jangan sampai interaksi sosial disosiatif mengarah ke ancaman dan kekerasan yang tidak berarti.

Kalau kamu ingin tahu lebih banyak soal hubungan dengan sesama manusia, pengembangan diri, kesehatan mental, dan psikologi, kamu bisa bergabung dalam grup Telegram Dear Senja di sini!

Referensi

Gramedia. (n.d.). Pengertian Disosiatif dan Bentuk-bentuknya. www.gramedia(dot)com

Pustekkom Kemdikbud. (2019). Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial dalam Pembangunan. www.sumber.belajar.kemdikbud.go(dot)id

Ruang Guru. (2021). Bentuk-bentuk Interaksi Sosial: Asosiatif, Disosiatif, Akomodatif | Sosiologi Kelas 7. www.ruangguru(dot)com


Yuk Share!

Leave a Reply

×

 

Hello!

Terimakasih sudah mengunjungi website Dear Senja. Ada yang bisa kami bantu?

× Contact Us On WhatsApp