Sering dengar istilah ‘bicara itu ada seninya’? Kalimat ini menunjukkan kalau berkomunikasi bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan secara serampangan karena untuk bisa terhubung dengan orang lain, kamu harus pandai berkomunikasi atau tahu bagaimana cara menerapkan strategi komunikasi yang tepat.
Komunikasi yang baik tak hanya membuatmu menjadi pembicara yang handal, tapi juga bisa membantumu dalam memperluas relasi dan memperdalam hubunganmu dengan orang lain. Nah, salah satu cara untuk bisa berkomunikasi dengan baik adalah dengan menerapkan komunikasi asertif.
Komunikasi asertif adalah gaya komunikasi yang pastinya akan sangat membantumu mengurangi miskomunikasi dengan orang lain. Lantas, apa pengertian dari komunikasi asertif serta apa saja contoh dan cara menerapkannya? Simak penjelasannya di bawah!
Baca juga: Sulit Berkata Tidak? Ini 10 Cara untuk Berhenti Menjadi People Pleaser
Apa Pengertian dari Komunikasi Asertif?
Komunikasi asertif adalah adalah cara berkomunikasi di mana pembicaranya mengekspresikan atau memberitahukan pemikiran serta perasaannya secara jelas, tegas, dan tidak bertele-tele, tetapi tetap masih bisa sopan dan menghargai lawan bicaranya.
Komunikasi asertif adalah suatu gaya komunikasi yang umumnya perlu dilatih, terutama jika kamu tidak terbiasa menerapkannya. Meskipun terdengar sederhana, tapi komunikasi yang asertif tidak semudah membalik telapak tangan.
Saat kamu menerapkan komunikasi yang asertif, kamu bisa mengurangi kemunculan konflik dengan orang lain, menjaga personal boundaries satu sama lainnya, dan mengatur emosi dengan baik. Pada akhirnya, melalui komunikasi asertif, kamu tetap bisa membina hubungan yang positif dengan sesama dan menyampaikan apa yang kamu inginkan secara jelas ke orang lain.
Komunikasi asertif adalah gaya komunikasi yang imbang karena bersifat tegas tetapi juga lembut, berbeda dengan gaya komunikasi agresif dan gaya komunikasi pasif.
Gaya komunikasi yang agresif akan bersifat memaksa, fokus pada satu pihak saja, tidak membuka jalur kompromi, dan tidak menghargai lawan bicara. Gaya komunikasi ini akan memantik konflik dan merusak hubunganmu dengan orang lain.
Sementara itu, gaya komunikasi yang pasif akan lebih fokus pada orang lain atau people pleasing. Jika kamu menerapkan gaya komunikasi yang pasif, kamu akan cenderung mengalah untuk menghindari konflik dengan tidak menyampaikan keinginanmu secara jelas. Pada akhirnya kamu akan merasa tidak dihargai dan tidak didengarkan oleh orang lain.
Nah, gaya komunikasi yang asertif berada di tengah-tengah. Kamu tetap bisa menyampaikan keinginan dan kebutuhanmu tanpa memandang rendah orang lain ataupun memicu konflik-konflik yang tidak diperlukan.
Contoh Komunikasi Asertif
Meskipun sudah membaca mengenai apa itu pengertian komunikasi asertif, tetapi gaya komunikasi yang asertif adalah sesuatu yang perlu dipraktikkan. Tentunya praktik tidak semudah teori, masih banyak orang yang bingung bagaimana cara menerapkan gaya komunikasi yang asertif.
Kalau kamu masih bingung, kamu bisa melihat contoh komunikasi yang asertif untuk bisa lebih memahami seperti apa komunikasi yang asertif dalam situasi sehari-hari.
Misalnya, ada seseorang yang menyerobot antrian di depanmu, alih-alih langsung berkomunikasi secara agresif ataupun pasif, kamu bisa secara perlahan menepuk pundak orang tersebut dan menegurnya secara baik-baik.
Kamu tidak perlu meninggikan nada suaramu atau berteriak, tetap hargai orang tersebut dengan berbicara seperti biasa. Sampaikan kepadanya secara singkat dan jelas kalau ia sudah menyerebot antrian dan sebaiknya ia mengantri di belakang seperti orang-orang lainnya.
Cara Mengembangkan Komunikasi Asertif
Untungnya, komunikasi yang asertif adalah sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Apabila kamu ingin menerapkan gaya komunikasi asertif, kamu bisa mencoba tips ini:
- Komunikasi Dua Arah
Salah satu dasar dari komunikasi asertif adalah komunikasi dua arah. Kamu harus ingat kalau saat sedang berinteraksi dengan lawan bicara, kamu tidak hanya mengemukakan pendapatmu tapi juga mendengarkan dan memahami pemikiran serta perasaan orang lain.
Saat akan menyampaikan opinimu, sampaikan secara jelas, jujur, dan terbuka, tidak perlu memasukkan kata-kata sarkasme yang bersifat agresif, cukup beritahukan isi pikiranmu apa adanya dan sesuai dengan fakta yang ada. Hindari membesar-besarkan masalah, mengkritik, melabel, dan menuduh lawan bicaramu.
Setelahnya, berikan waktu untuk lawan bicaramu dan dengarkanlah responnya tanpa memotong pembicaraannya di tengah-tengah. - Perhatikan Bahasa Non-verbal
Selain isi pembicaraan, komunikasi asertif adalah gaya komunikasi yang juga fokus dengan bahasa non-verbal, seperti nada bicara dan gestur tubuh. Saat akan berbicara dengan lawan bicara, berbicaralah dengan nada yang tegas dan volume yang biasa saja.
Kamu tidak perlu berbisik ataupun membentak. Cukup sampaikan pendapatmu dengan penuh kepastian. Selain nada bicara, perhatikan juga bahasa tubuhmu, hindari menunjukkan gestur yang defensif atau yang tidak pede. Sebaiknya, tegakkan badanmu, lemaskan wajah, dan pandanglah mata lawan bicaramu. - Gunakan “I” Statement
Untuk menghindari menuduh lawan bicara, kamu bisa menggunakan teknik “I” statement saat akan menerapkan gaya komunikasi yang asertif. Alih-alih menghina atau memarahi lawan bicara, sampaikan apa perilaku yang kamu tidak sukai darinya, bagaimana perasaanmu terhadap perilaku yang ia lakukan, dan apa yang kamu prefer ia lakukan.
Contohnya, kamu tidak suka kalau teman sekamarmu tidak membersihkan meja setelah makan, alih-alih memaki atau bersikap agresif, kamu bisa berkata “Ketika kamu membiarkan piring di atas meja, aku merasa kesal karena meja makan jadi berantakan, bisakah kamu membersihkan meja setelah makan?”.
Akan lebih baik lagi jika kalian bisa mencari jalan tengah atau solusi bersama. Kamu juga dapat memberikan usulan untuk menyelesaikan masalah tersebut. - Jangan Lupa Timing
Komunikasi asertif adalah sesuatu yang baru bisa berdampak jika kamu menerapkannya di waktu yang tepat. Jangan tiba-tiba membuka diskusi di situasi yang sedang kalut. Jika kamu baru saja bertengkar, sebaiknya berdiam diri sejenak sebelum membuka percakapan dengan komunikasi yang asertif.
Meskipun kamu sudah menerapkan gaya komunikasi asertif, tapi tiap orang bisa memberikan respon yang berbeda-beda. Bisa saja kamu sudah berbicara menggunakan komunikasi yang asertif, tetapi lawan bicaramu malah merespon secara agresif.
Baca juga: Apa Itu Circle Pertemanan? Berikut Penjelasan dan Tips Menjaga Circle Pertemanan yang Baik
Kamu tidak perlu mengambil pusing karena kamu tidak dapat mengendalikan respon orang lain, yang penting kamu sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan lawan bicaramu secara baik-baik.
Komunikas yang asertif adalah sesuatu yang perlu dipraktikkan secara berulang, tidak perlu merasa tertekan dan ingin buru-buru ahli dalam berkomunikasi secara asertif. Kamu bisa mencoba menerapkan gaya komunikasi ini secara perlahan. Seiring berjalannya waktu, kamu akan makin terbiasa berkomunikasi secara asertif.
Ingin tahu lebih banyak soal cara berkomunikasi yang baik dan topik pengembangan diri lainnya? Kamu bisa mendapatkan lebih banyak tips dan trik dengan masuk ke dalam grup Telegram Dear Senja! Tekan link ini untuk bergabung dalam grup Telegram Dear Senja!
Referensi
HealthyWA. (n.d.). Assertive Communication. www.healthywa.wa.gov(dot)au
PositivePsychology.com. (2020). What Is Assertive Communication? 10 Real-Life Examples. www.positivepsychology(dot)com
VerywellMind. (2020) Learning Assertive Communication in 5 Simple Steps. www.verwellmind(dot)com