Apa Itu Perfeksionis? Ini Definisi, Contoh Serta Cara Mengatasinya
Yuk Share!

Kamu pastinya sering mendengar istilah ‘perfeksionis’ yang merujuk pada orang-orang yang nampaknya tergila-gila pada kesempurnaan. Perfeksionis adalah karakter yang umumnya dianggap sebagai sesuatu yang negatif karena dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental.

Tentunya semua orang ingin bisa melakukan pekerjaannya dengan baik dan tertata. Tidak ada yang salah dengan itu, hanya saja obsesi terhadap keteraturan dan kesempurnaan dapat menjadi pedang bermata dua untukmu, khususnya bagi orang-orang yang memiliki sifat perfeksionis.

Sebenarnya apa itu sifat perfeksionis dan apa saja contoh serta cara mengatasinya? Ketahui selengkapnya dari artikel ini!

Baca juga: OCD (Obsessive Compulsive Disorder): Definisi Menurut Para Ahli, Gejala, & Cara Mengobatinya

Apa Itu Perfeksionis?

barang barang tertata sangat rapi dan perfek
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/Tymrm3l36Dk

Perfeksionis adalah kecenderungan untuk menetapkan standar yang terlalu tinggi dan kaku untuk diri sendiri maupun orang lain. Orang yang perfeksionis sering kali akan menekan dirinya atau orang lain untuk mencapai target tersebut dan tidak ingin ada satupun kesalahan.

Layaknya pedang bermata dua, sifat perfeksionis dapat menjadi pemacu untuk mencapai tujuan dan bisa menjadi cambukan menyakitkan ketika kamu membuat kesalahan. Jika demikian, sifat perfeksionis yang kamu miliki malah dapat menurunkan keberhargaan dirimu.

Tidak hanya membuat standar tertentu yang tidak realistis, orang dengan sifat perfeksionis juga cenderung suka memberikan kritikan, tidak bisa mentoleransi kesalahan, selalu butuh diyakinkan, terus mengingat kesalahan yang telah dilakukan, dan terlalu mempedulikan pandangan orang sekitar.

Menjadi orang yang ambisius, ulet, dan ingin mencapai kesuksesan sebenarnya adalah hal yang baik apabila tidak dilakukan secara berlebihan. Sifat perfeksionis yang berlebihan dapat membuatmu lebih cenderung menetapkan standar yang tidak realistis dan takut terhadap kegagalan.

Pada akhirnya orang yang terlalu perfeksionis akan mudah merasa bersalah, sering mengkritik diri sendiri, mudah tertekan dan mengalami burnout, kesusahan untuk tidur, kesulitan mempertahankan hubungan yang sehat dengan orang lain, serta memiliki kepercayaan diri dan kesejahterahan diri yang rendah.

Sifat perfeksionis dapat terbatas hanya menaruh ekspektasi pada diri sendiri, orang lain, atau pada satu aspek kehidupan saja. Misalnya, kamu merasa perlu untuk terlihat sempurna di depan teman-teman sekolah dan guru, tapi kalau di rumah, kamu bisa menunjukkan dirimu seutuhnya.

Berbeda dengan obsessive compulsive disorder (OCD), Perfeksionis adalah suatu sifat atau karakter dan bukan gangguan mental. Sayangnya, orang-orang yang perfeksionis akan lebih rentan mengalami masalah mental, seperti gangguan makan, gangguan kecemasan, dan depresi.

Sifat perfeksionis adalah sesuatu yang bisa diturunkan secara genetik ataupun muncul karena tekanan sosial. Biasanya sifat perfeksionis diakibatkan oleh gabungan dari genetik dan lingkungan.

Orang-orang yang dibesarkan dengan orang tua yang terlalu mengontrol cenderung memiliki sifat perfeksionis. Selain itu, memiliki trauma atau mengalami kejadian tertentu di masa kecil juga dapat memunculkan sifat perfeksionis dalam diri seseorang.

Ciri-ciri orang yang perfeksionis tidak melulu ingin segalanya teratur, tapi juga:

  1. Controlling
  2. Menunda-nunda pekerjaan karena takut tidak bisa menyelesaikannya secara sempurna
  3. Terobsesi dengan aturan tertentu
  4. Terus merasa gagal
  5. Sulit untuk rileks dan memberitahukan apa yang dirasakan serta pikirkan pada orang terdekat

Jenis-jenis Perfeksionis

1. Perfeksionis Harapan Sosial

Jenis perfeksionis ini memiliki orientasi terhadap lingkungan sekitarnya, seseorang dengan perfeksionis tipe ini akan sangat memperhatikan standar sosial sehingga mereka akan selalu menekan diri untuk menjadi yang terbaik dan sangat khawatir akan penolakan dari orang lain.

2. Perfeksionis Berorientasi Pada Orang Lain

Jenis ini berekspektasi bahwa orang lain harus sempurna dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh dirinya sendiri. Seseorang dengan perfeksionis jenis ini memiliki kesulitan dalam membentuk hubungan pertemanan dan kerja sama dengan orang lain.

3. Perfeksionis Berorientasi Pada Diri Sendiri

Berbeda dengan orientasi pada orang lain, perfeksionis ini menetapkan standar yang tinggi pada diri, menganggap dirinya harus sempurna. Hal ini tentunya dapat mengarah pada kritik terhadap diri sendiri jika tidak berhasil mendapatkan kesempurnaan.

Contoh Sifat Perfeksionis

kertas berwarna kuning diletakkan secara berjejer
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/hjDib8hePtw

Orang-orang yang perfeksionis seringnya terlihat sebagai sosok yang segala sesuatunya harus sesuai dengan standar tinggi yang dimilikinya.

Meskipun sudah memahami kalau perfeksionis adalah kecenderungan untuk menetapkan target yang tidak realistis, tapi masih ada beberapa orang yang belum tahu apa saja contoh-contoh dari sifat perfeksionis. Berikut adalah beberapa contoh sifat perfeksionis:

  1. Terus-menerus memikirkan kegagalan dan kesalahannya dalam jangka waktu yang lama
  2. Memiliki rutinitas yang kaku dan tidak fleksibel
  3. Terlalu memperhatikan detail kecil sampai tidak fokus pada gambaran besarnya
  4. Melakukan segala sesuatunya secara berlebih

Baca juga: Ini 7 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri Agar Lebih Bahagia

Cara Mengatasi Sifat Perfeksionis

Pria mengenakan pakaian rapi sedang membenarkan dasi agar perfek
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/WdJkXFQ4VHY

Sifat perfeksionis adalah sesuatu yang sekilas terlihat mendarah daging dan tak dapat diubah. Nyatanya, ada beberapa cara mengatasi sifat perfeksionis yang dapat kamu coba, seperti:

1. Menetapkan Target yang Realistis

Kalau kamu adalah orang yang perfeksionis, maka sering kali kamu akan membuat suatu standar atau target tertentu yang sulit untuk dicapai. Alih-alih menetapkan target yang tidak realistis, buatlah goal yang memang sesuai dengan situasi dan kemampuanmu.

Tidak semua tujuan perlu kamu raih saat itu juga, ingatlah pepatah ‘sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit”. Kamu bisa memecah goal yang besar menjadi target-target kecil yang lebih mudah untuk dicapai.

2. Terapkan Teknik Mindfulness

Teknik mindfulness dapat membantumu untuk tidak terus-menerus memikirkan kegagalan dan kesalahanmu, serta mengurangi kecemasan yang timbul akibat pemikiran-pemikiran negatif.

Teknik mindfulness akan mengalihkan fokusmu ke apa yang kamu rasakan di sekitar tubuhmu daripada pada emosi-emosi dan memori-memori negatif.

3. Coba Hal Baru

Cobalah hal baru agar kamu tidak terlalu terpatok ke satu hal dan berusaha untuk ‘menyempurnakan’ hal tersebut. Kamu akan bisa lebih legowo dalam melupakan kesalahan yang kamu buat, tidak terpatok untuk terus-menerus harus sempurna, dan meningkatkan kreativitas.

4. Belajar dari Kesalahan

Ingatkan dirimu kalau kegagalan dan kesalahan adalah sesuatu yang normal. Alih-alih terus merenunginya, kamu perlu belajar dari kesalahan dan kegagalan tersebut

Sifat perfeksionis adalah karakter yang terkadang sulit untuk diubah meskipun kamu sudah tahu contoh dan cara mengatasi sifat perfeksionis.

Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengunjungi tenaga profesional, seperti psikolog, terapis, psikiater, atau konselor, jika kamu merasa sifat perfeksionismu sudah mengganggu kehidupan sehari-hari.

Referensi

Healthline. (2017). Perfectionism. www.healthline(dot)com

Medical News Today. (2018). How Perfectionism Affects Your (Mental) Health. www.medicalnewtoday(dot)Com

Melody Wilding. (2021). 3 Types of Perfectionism to Watch Out For.
www.psychologytoday(dot)com

Verywell Health. (2022). Understanding the Psychology Behind Perfectionism. www.verywellhealth(dot)com


Yuk Share!

Leave a Reply

×

 

Hello!

Terimakasih sudah mengunjungi website Dear Senja. Ada yang bisa kami bantu?

× Contact Us On WhatsApp