Emotional Blackmail: Saat Emosi Dijadikan Senjata
Yuk Share!

Tidak bisa dipungkiri kalau ada beberapa orang yang dapat dengan mudah memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuannya. Mereka menggunakan berbagai cara untuk bisa memanipulasi targetnya, mulai dari gaslighting sampai emotional blackmail.

Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari ciri-ciri dari emotional blackmail dan akhirnya malah terjebak dalam manipulasi pelaku sampai akhirnya kondisi yang dialami makin parah. Nah, agar kamu terhindar dari pada manipulator handal ini, kamu perlu mengetahui dulu pengertian, contoh, dan ciri-ciri emotional blackmail.

Baca juga: Apa Itu Love Bombing? Yuk Simak Penjelasan dan Cirinya di Sini!

Apa Itu Emotional Blackmail?

Emotional Blackmail: Saat Emosi Dijadikan Senjata
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/NwIExsCqXdM

Emotional blackmail adalah salah satu bentuk manipulasi yang digunakan untuk menghasut atau mengendalikan perilaku serta permikiran seseorang. Pelaku emotional blackmail akan menggunakan emosi atau perasaan korbannya, seperti rasa bersalah dan cemas.

Sepintas, emotional blackmail terlihat sebagai sesuatu yang mudah untuk dikenali, tapi kenyataannya, banyak orang yang terjebak dalam siklus emotional blackmail karena bentuk manipulasi ini biasanya hampir tidak terlihat dan dimulai dari skala yang kecil.

Saat emotional blackmail sudah sangat terlihat, umumnya korbannya sudah terjebak dalam siklus manipulasi pelaku dan akhirnya sulit untuk lepas dari kendali orang yang melakukan emotional blackmail.

Serupa dengan pemerasan, emotional blackmail juga bertujuan supaya targetnya mengikuti kemauan atau keinginan dari pelakunya, tapi alih-alih mengancam dengan sebuah rahasia besar, pelaku emotional blackmail mengancam dengan memanipulasi emosi korbannya.

Pelaku emotional blackmail biasanya adalah orang-orang yang memiliki kecenderungan narsisistik, memiliki ketakutan ditinggalkan, tidak mau bertanggung jawab, tidak mau mengalah, dan tidak peka terhadap emosinya ataupun emosi orang lain.

Ciri-ciri Emotional Blackmail

Emotional Blackmail: Saat Emosi Dijadikan Senjata
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/bwKtz4YVtmA

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, emotional blackmail, terutama di tahapan awal, adalah sesuatu yang sangat subtle dan terkadang tidak disadari.

Oleh karena itu, untuk mengetahui ciri-ciri emotional blackmail, kamu perlu tahu apa saja enam tahapan dari emotional blackmail agar bisa lebih jeli dalam menyadarinya:

Baca juga: Waspada! Ini 6 Cara Mengatasi Emotional Blackmail

  1. Demand
    Demand adalah tahapan awal dari emotional blackmail yang meliputi pelaku menyampaikan apa yang ia inginkan dengan balutan “untuk kebaikan korban”.

    Di tahapan ini, pelaku bisa menunjukkan gerak-gerik tertentu, seperti perubahan nada suara atau gestur tubuh, atau sama sekali tidak menampilkan bahasa non-verbal apapun.

    Misalnya, pacarmu memberitahukan kepadamu kalau kamu sebaiknya jangan bergaul lagi dengan sahabatmu yang sudah lama kamu kenal karena ia merasa sahabatmu tidak baik untukmu.
  2. Resistance
    Di tahapan ini, korban masih belum sepenuhnya mengikuti keinginan dari pelaku dan terkadang berusaha untuk menyampaikan opininya. Namun, pelaku justru akan melawan balik saat korban berani menentangnya.

    Korban akan merasa tidak nyaman saat bersama pelaku dan berusaha untuk menghindar atau membuat alasan agar tidak mengikuti keinginan pelaku.
  3. Pressure
    Saat korban tidak menyetujui apa yang pelaku inginkan, pelaku akan memaksakan keinginannya. Orang yang melakukan emotional blackmail bisa terus-menerus mengungkit apa yang ia ingin korban lakukan dan menekankan kalau itu adalah demi kebaikan korban atau pelaku tidak ingin korban mengalami dampak buruknya.

    Pelaku juga bisa menekan targetnya dengan mengkritik, merendahkan, atau memberikan kalimat yang bersifat memojokkan, seperti “Kalau kamu tidak melakukannya, berarti kamu tidak menyayangiku”.
  4. Threats
    Di tahapan ini, pelaku emotional blackmail akan memberikan ancaman secara langsung ataupun tidak langsung ke korban. Pelaku menekankan akan ada konsekuensi atau keuntungan tertentu yang didapatkan ketika korban mengikuti pelaku.

    Contohnya, pacarmu berkata “Kalau kamu pergi hang out dengan temanmu, aku akan mencari orang lain untuk menemaniku malam ini”, “Kalau kamu menemui temanmu, aku tidak akan ada di rumah saat kamu kembali”, atau “Kalau kamu tinggal di rumah denganku, kita bisa meluangkan waktu lebih banyak untuk mengembangkan hubungan kita”.
  5. Compliance
    Di tahapan compliance, korban menyerah dan mengikuti keinginan pelaku emotional blackmail. Pelaku bisa saja memperlakukan korban dengan penuh rasa cinta dan sayang ketika korban menerima kemauan pelaku. Namun, perilaku ini biasanya hanya bersifat sementara.
  6. Repetition
    Korban akhirnya terkondisi untuk mengikuti keinginan pelaku karena tidak ingin ada konflik atau tekanan dari pelaku. Akhirnya korban lama-kelamaan akan makin cepat menyetujui kemauan pelaku dan terjebak dalam pola hubungan manipulatif yang toxic dan tidak sehat.

Apa Saja Contoh Emotional Blackmail?

Emotional Blackmail: Saat Emosi Dijadikan Senjata
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/BlGFrdgpBqw

Meskipun sudah memahami apa saja ciri-ciri emotional blackmail, tapi kadang kala orang-orang yang masih dengan mudahnya terjebak dalam manipulasi jenis ini. Ada banyak contoh dari emotional blackmail, berikut adalah beberapa contoh dari emotional blackmail yang sering terjadi:

  • Menggunakan silent treatment atau menunjukkan emosi negatif ketika korban menolak keinginan pelaku, seperti marah, menangis, atau ngambek
  • Menampilkan seakan-akan keinginan pelaku adalah sesuatu yang masuk akal
  • Membuat korban merasa bersalah dengan memberitahukan kalau korban tidak mengikuti pelaku, maka pelaku akan mengalami masalah yang besar
  • Memojokkan korban dan membuatnya merasa seperti orang yang egois
  • Memberikan iming-iming di awal dan saat ditagih, pelaku malah berbalik membentak korban

Emotional blackmail adalah suatu perilaku yang tidak sehat dan dapat menganggu kesehatan mental korbannya. Kamu tidak perlu malu atau takut untuk meminta bantuan profesional, seperti psikolog, psikiater, terapis, atau konselor, jika kamu merasa sedang terjebak dalam siklus emotional blackmail.

Kamu juga bisa bergabung dengan grup Telegram Dear Senja untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai tanda-tanda emotional blackmail dan cara mengatasinya.

Referensi

Healthline. (2020). How to Spot and Respond to Emotional Blackmail. www.healthline(dot)com

PositivePsychology.com (2019). 18 Ways to Handle Emotional Blackmail (+Examples & Quotes). www.positivepsychology(dot)com

The Licensed Confidant. (n.d.). Emotional Blackmail. www.thelicensedconfidant(dot)com


Yuk Share!

Leave a Reply

×

 

Hello!

Terimakasih sudah mengunjungi website Dear Senja. Ada yang bisa kami bantu?

× Contact Us On WhatsApp