Gangguan Disosiatif: Defenisi, Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Yuk Share!

Gangguan disosiatif adalah masalah kesehatan mental yang masih asing di telinga masyarakat, padahal gangguan mental ini sering sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan kerap kali muncul di layar lebar ataupun novel-novel genre psychological thriller.

Salah satu jenis gangguan disosiatif yang acap kali dibahas adalah kehilangan ingatan mengenai hal-hal yang traumatis dan gangguan kepribadian ganda. Nah, kalau kamu penasaran dan ingin tahu lebih lanjut mengenai gangguan disosiatif, maka kamu sudah berada di tempat yang tepat!

Baca juga: Apa Itu Skizofrenia? Ini Ciri, Penyebab, & Cara Mengobatinya!

Apa Itu Gangguan Disosiatif?

Gangguan Disosiatif: Defenisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/r-Q_VIl6uC8

Gangguan disosiatif adalah masalah mental yang ditandai dengan adanya ketidaksinambungan atau tidak terkoneksinya diri dengan memori, pemikiran, identitas, perilaku, dan lingkungan. Gangguan mental ini muncul secara tiba-tiba dan tidak dapat dikendalikan oleh penderitanya.

Gangguan disosiatif adalah masalah mental yang biasanya muncul akibat trauma tertentu dan menjadi salah satu cara penderitanya untuk menghadapi stres atau realita. Sayangnya, ini merupakan cara menanggulangi stres atau trauma yang tidak sehat dan menganggu kehidupan sehari-hari penderitanya.

Gangguan mental disosiatif dapat membuat penderitanya lari dari memori atau realita yang ada dengan menekan ingatan yang traumatis atau memunculkan identitas-identitas baru. Gejala dari masalah mental disosiatif akan menjadi makin parah ketika penderitanya merasa tertekan.

Gejala dari gangguan disosiatif adalah sesuatu yang bisa berbeda-beda dan tergantung dari jenisnya, tetapi terdapat beberapa ciri umum dari masalah mental ini, seperti:

  • Sensasi seakan lepas dari tubuh atau tidak dapat merasakan emosi sendiri
  • Identitas diri yang tidak jelas atau kesulitan menggambarkan identitas dirinya
  • Mengalami amnesia atau tidak dapat mengingat hal-hal tertentu, seperti informasi pribadi, suatu kejadian, atau orang
  • Merasa memiliki lebih dari satu identitas
  • Persepsi terhadap orang atau suatu kejadian yang tidak sesuai dengan kenyataan
  • Mengalami stres yang berat di satu atau lebih aspek kehidupannya, seperti pekerjaan atau relasi dengan orang terdekat
  • Hanya merasakan sedikit atau tidak sama sekali rasa sakit secara fisik
  • Mengalami masalah mental tertentu, seperti depresi, PTSD, atau gangguan kecemasan
  • Tidak mampu menghadapi stres dengan baik

Di beberapa kasus gangguan disosiatif hanya bersifat sementara dan dapat hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu beberapa minggu atau bulan. Namun, ada pula beberapa orang yang tetap merasakan masalah mental ini secara berkepanjangan.

Jenis-jenis Gangguan Disosiatif

Gangguan Disosiatif: Defenisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/FPqFnVvaF10

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, gangguan disosiatif adalah masalah mental yang beragam jenisnya. Secara garis besar, terdapat tiga jenis gangguan disosiatif menurut DSM-V, yaitu:

  • Dissociative Identity Disorder
    Dissociative identity disorder (DID) atau yang dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda adalah jenis gangguan disosiatif yang ditandai dengan adanya banyak identitas dalam satu tubuh (alternate).

    Penderita DID bisa merasa seakan-akan ada banyak orang di dalam pikiran dan dirinya. Identitas-identitas ini memiliki nama, latar belakang, dan bahkan gender yang berbeda-beda. Alternates tersebut dapat muncul sewaktu-waktu, terutama saat penderitanya mengalami stres.
  • Depersonalization-derealization Disorder
    Jenis gangguan disosiatif yang satu ini membuat penderitanya seolah-seolah lepas dari tubuhnya dan dapat mengobservasi dirinya sebagai orang ketiga (depersonalisasi). Mereka merasa seakan-akan sedang menonton film yang melibatkan dirinya sendiri.

    Lingkungan di sekitar penderita juga akan terasa samar, jauh, atau bahkan tidak nyata dan seperti mimpi (derealisasi). Sensasi seakan-seakan terpisah dari tubuh ini dapat muncul dan hilang sewaktu-waktu serta dapat dirasakan selama beberapa saat.
  • Dissociative Amnesia
    Seperti namanya, dissociative amnesia adalah gangguan disosiatif yang dicirikan dengan adanya ketidakmampuan untuk mengingat hal-hal tertentu, seperti data pribadi, orang, atau suatu kejadian. Amnesia yang dialami penderita dissociative amnesia bukanlah sesuatu yang diakibatkan oleh masalah medis tertentu.

    Umumnya, amnesia yang dialami hanya meliputi hal-hal tertentu saja dan sangat jarang ada penderita dissociative amnesia yang benar-benar lupa ingatan sepenuhnya. Amnesia bisa muncul dalam kurun waktu beberapa menit, jam, hari, bulan, atau bahkan tahun.

Baca juga: Skizofrenia Paranoid Adalah? Ini Penjelasan dan Cara Mengobatinya

Apa Penyebab Gangguan Disosiatif?

Gangguan Disosiatif: Defenisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/leCmqnefTVw

Penyebab gangguan disosiatif adalah adanya trauma yang berkepanjangan. Masalah mental ini menjadi semacam defense mechanism untuk mengatasi hal-hal traumatis yang membuat stres tersebut. Umumnya, trauma-trauma yang dialami adalah sesuatu yang dialami saat masa kanak-kanak.

Beberapa trauma yang bisa memicu gangguan disosiatif adalah pernah mengalami kekerasan secara emosional atau fisik, dibesarkan dalam lingkungan yang menakutkan atau tidak dapat diprediksi, atau pernah menghadapi bencana alam.

Cara Mengatasi Gangguan Disosiatif

Gangguan Disosiatif: Defenisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/F9DFuJoS9EU

Meskipun gangguan disosiatif adalah masalah mental yang belum bisa disembuhkan secara total, tetapi psikoterapi dan medikasi dapat membantu menanggulangi gejala-gejala yang muncul akibat masalah mental ini.

Psikoterapi yang biasanya diberikan dapat berupa konseling, talk therapy, terapi kognitif perilaku (CBT), dan terapi psikososial. Sementara itu, obat-obatan yang umumnya diberikan oleh tenaga ahli untuk mengatasi gejala gangguan disosiatif adalah obat antipsikosis dan penenang.

Perlu digarisbawahi kalau obat-obatan yang diberikan biasanya hanya untuk mengatasi masalah mental lain yang juga muncul bersamaan dengan gangguan disosiatif.

Apabila kamu atau orang-orang terdekatmu sepertinya memiliki gejala-gejala dari gangguan disosiatif, jangan ragu untuk berkonsultasi ke tenaga profesional, seperti konselor, terapis, psikolog, atau psikiater, untuk memastikan kalau apa yang dialami adalah gangguan disosiatif atau bukan.

Referensi

American Psychiatric Association. (2022). What Are Dissociative Disorders?. www.psychiatric(dot)org

Mayo Clinic. (2022). Dissociative Disorders. www.mayoclinic(dot)org

NHS. (2020). Dissociative Disorders. www.nhs(dot)uk


Yuk Share!

Leave a Reply

×

 

Hello!

Terimakasih sudah mengunjungi website Dear Senja. Ada yang bisa kami bantu?

× Contact Us On WhatsApp