ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder sering muncul di anak-anak dan ditandai dengan perilaku hiper dan kesulitan untuk fokus. Meskipun ADHD umumnya dianggap sebagai masalah mental pada anak-anak, sebenarnya orang dewasa juga bisa mengalami ADHD.
Orang yang menderita ADHD dapat terlihat sebagai orang yang gusar dan tidak bisa diam, terutama kalau penderitanya masih anak-anak. Nah, ingin tahu lebih lanjut apa itu ADHD beserta gejala dan penyebabnya? Telusuri selengkapnya di bawah!
Apa Itu ADHD?
ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif dan melakukan perilaku-perilaku yang impulsif. Berbeda dengan tidak fokus, penderita ADHD akan sangat mudah terdistraksi dan kehilangan konsentrasi serta sulit untuk diam di tempat.
Penderita ADHD umumnya akan kesulitan untuk fokus melakukan satu hal, seperti duduk atau berdiri di tempat dalam jangka waktu yang lama. Tentunya hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama saat bekerja atau bersekolah.
Saat seorang anak menderita ADHD, aspek kehidupannya yang akan paling berdampak adalah kehidupan sekolahnya. Anak yang memiliki ADHD biasanya akan mengalami masalah saat belajar di kelas.
Baca juga: Apa Itu Tantrum pada Anak? Ini Penjelasan, Penyebab, dan Cara Mengatasainya
Macam-macam ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Secara garis besar, terdapat tiga macam ADHD, yaitu:
- Predominantly Inattentive
Penderita ADHD tipe predominantly inattentive memiliki kesulitan untuk fokus, mengikuti arahan, dan menyelesaikan tugas. Tipe ADHD ini kebanyakan dialami oleh wanita. - Predominantly Hyperactive-Impulsive
Orang yang memiliki ADHD tipe predominantly hyperactive-impulsive juga masih kesulitan untuk menyelesaikan tugas, tapi mereka lebih memperlihat gejala perilaku impulsif dan hiperaktivitas, seperti sering memotong pembicaraan orang, tidak bisa mengantri, atau terlihat gelisah. - Combined Hyperactive-Impulsive and Inattentive
Tipe yang ketiga atau combined hyperactive-impulsive and inattentive merupakan kombinasi dari tipe predominantly inattentive dan predominantly hyperactive-impulsive. Penderita tipe ADHD ini akan kesulitan untuk berkonsentrasi, sangat energetik, dan cenderung melakukan perilaku yang impulsif.
Gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Setelah mengetahui apa itu ADHD, berikutnya kamu perlu mengetahui apa saja gejala-gejala yang kerap kali muncul saat seseorang mengalami ADHD. Gejala dari ADHD biasanya muncul di usia 12 tahun, tapi ada beberapa anak yang gejalanya dapat muncul saat berusia 3-7 tahun.
Gejala ADHD yang timbul tergantung dari tingkat keparahan yang diderita, tetapi ada beberapa gejala dari ADHD yang sering kali muncul, seperti:
- Sering lupa untuk menyelesaikan tugas
- Sering memotong pembicaraan orang lain
- Tidak menyimak perkataan orang lain
- Tidak suka pekerjaan yang butuh berpikir atau fokus
- Mengganggu orang lain yang sedang bermain atau bekerja
- Sulit menunggu giliran
- Sulit mengatur tugas-tugasnya
- Sering membuat kesalahan, ceroboh, dan tidak teliti ketika sedang belajar atau bekerja
- Sulit untuk bermain atau bekerja dengan diam
- Sulit mengikuti instruksi
- Mudah terdistraksi dengan hal-hal di sekitarnya
- Suka mengambil risiko
- Berbicara secara berlebih
- Tidak sabaran
- Suka kehilangan barang
- Sulit fokus atau berkonsentrasi pada satu tugas atau aktivitas
- Sulit untuk diam, seperti tidak bisa duduk diam atau sering berlarian di kelas
Baca juga: Apa Itu Autisme? Ini Definisi, Gejala, Penyebab & Cara Mengobatinya
Meskipun pria lebih berisiko tinggi untuk mengalami ADHD, tetapi wanita juga berpeluang menderita masalah mental ini. Pada perempuan, gejala ADHD yang paling dominan bisa berupa sering melamun atau sulit untuk berhenti berbicara.
Seiring bertambahnya usia gejala ADHD akan semakin berkurang, tetapi perilaku impulsif dan kesulitan untuk fokus akan selalu ada. Oleh karena itu, gejala ADHD yang tidak diatasi saat anak-anak ataupun ketika sudah dewasa dapat menghambat produktivitas kerja ke depannya, terutama di masalah pengaturan waktu, kesabaran, dan kemampuan mengingat.
Penyebab ADHD
Meskipun sudah memahami apa itu ADHD, tapi peneliti belum dapat memastikan secara jelas penyebab dari ADHD. Untuk saat ini penyebab ADHD diperkirakan karena kombinasi dari genetik dan masalah pada saraf.
Menurunnya kadar dopamin, senyawa kimia yang berperan dalam pergerakan dan respon emosional, dalam otak dianggap sebagai faktor yang dapat memicu ADHD. Selain itu, kurangnya gray matter dalam otak juga diperkirakan dapat memicu ADHD karena gray matter membantu kontrol otot dan diri, kemampuan berbicara, serta pengambilan keputusan.
Selain faktor genetik dan biologis, seseorang juga lebih berisiko mengalami ADHD jika memiliki anggota keluarga yang menderita ADHD, lahir secara prematur, terpapar racun, lahir dengan berat badan yang rendah, atau memiliki ibu yang mengonsumsi alkohol, obat-obatan tertentu, atau merokok saat masih janin.
Apabila kamu atau kerabat sepertinya memiliki gejala ADHD, jangan langsung merasa kamu menderita ADHD. Kamu perlu mengunjungi tenaga profesional, seperti konselor, psikolog, terapis, atau psikiater, untuk menjalani pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Referensi
Healthline. (2021). Everything You Need to Know About ADHD. www.healthline(dot)com
Mayo Clinic. (2019). Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) in Children. www.mayoclinic(dot)org
NHS. (2021). Overview Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). www.nhs(dot)uk