Perbedaan Bulimia dan Anoreksia
Yuk Share!

Gangguan makan merupakan masalah yang sudah lama terjadi dan ada banyak macamnya, seperti bulimia nervosa dan anoreksia nervosa. Bulimia dan anoreksia adalah dua jenis gangguan makan yang sering kali disamakan. Padahal, keduanya berbeda.

Meskipun keduanya berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat dan memiliki beberapa gejala yang serupa, tetapi kedua kondisi ini berbeda adanya. Oleh karena itu, Dear Senja akan membahas mengenai perbedaan antara bulimia dan anoreksia supaya kamu bisa mengenalinya.

Apa Perbedaan Gangguan Makan Bulimia dan Anoreksia?

Sumber gambar: https://unsplash(dot)com/photos/Vrztewqmi4Q

Gangguan makan bulimia dan anoreksia dapat dialami oleh pria maupun wanita di segala usia, tetapi ada beberapa hal yang membedakan keduanya, seperti:

  1. Definisi Gangguan Makan Bulimia dan Anoreksia
    Meskipun sama-sama jenis gangguan makan yang meliputi gambaran berat badan dan bentuk tubuh yang tidak realistis, tetapi perbedaan utama dari bulimia dan anoreksia dapat terlihat dari definisinya.

    Bulimia adalah jenis gangguan makan yang meliputi konsumsi makanan dalam jumlah yang besar (binge eating) dan disusul dengan purging atau mengeluarkan makanan yang telah ditelan dengan memuntahkannya atau menggunakan obat pencahar.

    Sementara gangguan makan anoreksia adalah gangguan makan di mana penderitanya merasa takut dan cemas kalau mengalami peningkatan berat badan. Mereka berusaha untuk menurunkan berat badan secara berlebih sampai bahkan di bawah berat badan normal.

    Biasanya para penderita anoreksia akan melakukan diet ekstrim, tidak makan sama sekali, atau memuntahkan makanan yang sudah dikonsumsi.
  2. Pola Pikir Penderita Gangguan Makan Bulimia dan Anoreksia
    Perbedaan lain dari bulimia dan anoreksia terletak pada pola pikir penderitanya. Orang yang mempunyai gangguan makan bulimia bisa secara perlahan mengembangkan hubungan yang tidak sehat dengan makanan.

    Penderita gangguan makan bulimia terjebak dalam siklus binge eating yang disusul dengan rasa cemas akan kenaikan berat badat yang menjurus pada memuntahkan makanan, penggunaan obat pencahar, dan berolahraga secara ekstrim.

    Selain itu, orang yang mempunyai gangguan makan bulimia juga kerap kali melakukan siklus binge eating dan purging sebagai defense mechanism saat diperhadapkan dengan stres. Saat binge eating, penderita gangguan makan bulimia akan merasa senang dan menjadikannya sebagai cara untuk menghilangkan stres. 

    Sementara itu, orang yang mengalami gangguan makan anoreksia umumnya mengalami masalah ini karena adanya trauma tertentu, masalah kecemasan, atau depresi. Mereka menjadi terobsesi dengan gambaran diri yang tidak realistis dan merasa kehilangan kendali.

    Oleh karena itu, mereka melakukan diet yang ketat, memuntahkan makanan, tidak makan, dan menurunkan berat badan secara ekstrim sebagai bentuk kontrol diri dan cara untuk mendapatkan kendali atas hidupnya.
  3. Siklus Gangguan Makan Bulimia dan Anoreksia
    Penderita gangguan makan bulimia dan anoreksia memang memiliki ketakutan akan mengalami kenaikan berat badan dan kerap kali melakukan hal-hal yang ekstrim untuk bisa menurunkan atau menjaga berat badannya. Akan tetapi, mereka memiliki pola gangguan makan yang berbeda.

    Untuk penderita gangguan makan bulimia, mereka akan terjebak dalam siklus binge eating dalam durasi yang singkat dan diikuti dengan tindakan purging, seperti memuntahkan makanan atau berolahraga secara berlebih.

    Di sisi lain, orang yang mengalami gangguan makan anoreksia biasanya tidak akan melakukan binge eating dan akan fokus mengurangi asupan makanan serta menurunkan berat badan dengan melakukan diet ekstrim, berpuasa secara berlebih, menggunakan obat pencahar, dan memuntahkan makanan setelah mengonsumsinya.
  4. Gejala Gangguan Makan Bulimia dan Anoreksia
    Gangguan makan bulimia dan anoreksia memiliki gejala yang serupa, tetapi masih ada beberapa ciri lainnya yang membedakan kedua jenis gangguan makan ini. Biasanya, orang yang mengalami bulimia memiliki berat badan dan bentuk tubuh yang normal atau sedikit overweight meskipun sering melakukan purging.

    Berbeda dengan penderita gangguan makan anoreksia yang tidak melakukan binge eating dan hanya melakukan purging dan mengontrol asupan makanan secara berlebih. Ini membuat orang yang mengalami gangguan makan anoreksia memiliki berat badan di bawah normal atau BMR dengan bentuk tubuh yang sangat kurus.

    Secara garis besar, penderita bulimia dan anoreksia mempunyai gejala fisik, emosional, dan perilaku yang mirip. Namun, orang yang mengalami anoreksia akan memiliki gejala fisik akibat berat badan di bawah normal, seperti detak jantung tidak beraturan dan tidak mengalami menstruasi.

    Sementara itu, orang yang mengalami bulimia akan mempunyai gejala fisik seputar efek dari purging, seperti asam lambung naik, enamel gigi yang terkikis, dan mata yang merah.
  5. Diagnosis Gangguan Makan Bulimia
    Ditelaah dari buku panduan DSM-5, dapat dilihat kalau diagnosis penderita makan bulimia dan anoreksia berbeda. Untuk gangguan makan bulimia, diagnosis dari DSM-5 meliputi:
    • Melakukan perilaku-perilaku untuk mencegah kenaikan berat badan atau menurunkan berat badan yang tidak sesuai dan muncul sebagai bentuk kompensasi setelah mengonsumsi makanan, seperti mengonsumsi obat pencahar, berolahraga secara berlebih, atau memuntahkan makanan
    • Adanya pengaruh yang besar mengenai berat badan dan bentuk tubuh saat evaluasi diri
    • Melakukan binge eating yang disusul dengan perilaku untuk mengkompensasinya setidaknya satu kali dalam seminggu selama tiga bulan
    • Adanya episode binge eating yang terjadi berulang kali yang ditandai dengan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak selama setidaknya dua jam. Di kala ini penderita tidak dapat berhenti makan atau mengendalikan apa yang dikonsumsi beserta porsinya
  6. Diagnosis Gangguan Makan Anoreksia
    Sementara itu, diagnosis untuk gangguan makan anoreksia menurut DSM-5 adalah:
    • Adanya ketakutan yang besar akan kenaikan berat badan atau menjadi overweight, meskipun memiliki berat badan di bawah normal
    • Adanya persepsi dan evaluasi diri yang buruk mengenai bentuk tubuh dan berat badan, atau menolak untuk mengakui kalau berat badan yang dimiliki sudah di bawah normal
    • Tidak ingin mengonsumsi makanan ataupun minuman yang mengandung kalori untuk menurunkan berat badan secara ekstrim
    • Meskipun kriteria di atas tidak semuanya terpenuhi, seseorang masih bisa didiagosis mengalami gangguan makan anoreksia atipikal, di mana orang tersebut memenuhi kriteria dari diagnosis anoreksia, tetapi tidak memiliki berat badan di bawah normal meskipun terdapat penurunan berat badan yang ekstrim

Setelah menelaah perbedaan gangguan makan bulimia dan anoreksia, kamu bisa memahami kalau keduanya tetap dapat berujung ke masalah medis yang serius. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengunjungi tenaga ahli, seperti psikolog, psikiater, terapis, ataupun konselor, jika kamu atau kerabat mungkin mengalami salah satu dari kedua gangguan makan ini.

Referensi

Banyan Treatment Center. (n.d.). What Is the Difference Between Anorexia and Bulimia?. www.banyantreatmentcenter(dot)com

Healthline. (2017). Anorexia Nervosa. www.healthline(dot)com

Healthline. (2018). Anorexia vs. Bulimia: What’s the Difference?. www.healthline(dot)com

Healthline. (2022). Bulimia Nervosa: What It Is, Symptoms, Causes, and More. www.healthline(dot)com

Medical News Today. (2022). What is the difference between anorexia and bulimia?. www.medicalnewstoday(dot)com

Within. (2022). The differences between bulimia nervosa and anorexia nervosa. www.withinhealth(dot)com


Yuk Share!

Leave a Reply

×

 

Hello!

Terimakasih sudah mengunjungi website Dear Senja. Ada yang bisa kami bantu?

× Contact Us On WhatsApp