![](https://www.blog.dearsenja.com/wp-content/uploads/2023/02/fernando-cferdophotography-AGOAwRZrbOA-unsplash-jpg.webp)
![Puisi pendek hampa ingin menggambarkan bagaimana rasa cemas dan kondisi depresi seseorang adalah hal yang nyata dan tidak mudah untuk diatasi.](https://www.blog.dearsenja.com/wp-content/uploads/2023/02/kat-j-xHleBlhJFAk-unsplash-jpg.webp)
Menutup mata.
Bibir yang merata.
Leher yang tercekik.
Suara yang memekik.
Perasaan yang tidak ternama
Mengenggam udara yang tidak mencapai sukma.
Usaha yang sia-sia.
Sisi gelap yang bersuka-ria.
Jiwa yang tidak dapat merasakan.
Bagaikan isi tubuh yang dimakan.
Meninggalkanku hanya dengan rupa.
Membuatku hampa.
Kaki yang gemetaran.
Pikiran yang menjadi putaran.
Buku-buku jari yang memutih.
Lidah yang merintih.
Waktu yang lewat bagaikan cerita.
Hanya sekedar memori-memori penuh derita.
Tidak ada lagi jumpa.
Hanya ada hampa.